Sebenarnya hal ini sudah lama diketahui namun nampaknya belum begitu poluler dikalangan pengguna kendaraan bisnis. Bahan Bakar Gas (BBG) lebih banyak digunakan oleh kendaraan umum kecil seperti taxi di Jakarta.
Namun sekarang dengan meningkatnya kebutuhan akan bbm jenis solar membuat sebagian pengguna kendaraan mulai melirik dan mencoba beralih pada bahan bakar gas (BBG). Begitu pula dengan mobil niaga seperti bus dan truk yang kini mulai ramai beralih mengaplikasi sistem BBG.
Dan salah satu truk yang siap mengonsumsi BBG jenis CNG secara murni adalah Sinotruk
Howo 380. "Truk ini sudah mengaplikasi sistem full CNG, sehingga tak lagi menggunakan konverter solar seperti pada bus Transjakarta," buka Wahyu Diwirya, Fabrication Manager PT Sinergi Inter Kompresindo (SIK).
Mesinnya mengandalkan tipe CNG 12 liter dengan keluaran tenaga mencapai 380 dk. Dengan dukungan 4 tabung gas berukuran 80 liter dan 4 tabung 140 liter, diklaim truk tipe tractor head ini mampu menempuh jarak hingga 600 km.
Eits, nggak perlu takut di jalan karena kehabisan gas. Karena pihak SIK juga menyiapkan kehadiran beberapa stasiun pengisian CNG di kota-kota besar pulau Jawa.
"Bukan cuma itu, kami juga melengkapi mobil ini dengan GPS untuk memantau posisi dan kondisi bahan bakar. Sehingga, saat gas hampir habis, ada mobil pengantar BBG yang akan menyambangi lokasi mobil berada untuk mengisi kembali gas tersebut," jelas Wahyu. (sumber : otomotifnet)
Dan salah satu truk yang siap mengonsumsi BBG jenis CNG secara murni adalah Sinotruk
Howo 380. "Truk ini sudah mengaplikasi sistem full CNG, sehingga tak lagi menggunakan konverter solar seperti pada bus Transjakarta," buka Wahyu Diwirya, Fabrication Manager PT Sinergi Inter Kompresindo (SIK).
Mesinnya mengandalkan tipe CNG 12 liter dengan keluaran tenaga mencapai 380 dk. Dengan dukungan 4 tabung gas berukuran 80 liter dan 4 tabung 140 liter, diklaim truk tipe tractor head ini mampu menempuh jarak hingga 600 km.
Eits, nggak perlu takut di jalan karena kehabisan gas. Karena pihak SIK juga menyiapkan kehadiran beberapa stasiun pengisian CNG di kota-kota besar pulau Jawa.
"Bukan cuma itu, kami juga melengkapi mobil ini dengan GPS untuk memantau posisi dan kondisi bahan bakar. Sehingga, saat gas hampir habis, ada mobil pengantar BBG yang akan menyambangi lokasi mobil berada untuk mengisi kembali gas tersebut," jelas Wahyu. (sumber : otomotifnet)